28 Mar 2013
Memilih Timah Solder yang Tepat
Kualitas sambungan solder tergantung
pada beberapa faktor, antara lain alat solder yang digunakan, kecakapan
menyolder dan jenis timah solder. Dipasaran, tersedia berbagai macam jenis
timah solder dengan spesifikasi yang berbeda-beda, dan tentu saja diperuntukkan
bagi pekerjaan yang berbeda pula. Didalam menentukan pilihan jenis timah solder
yang tepat, perlu diketahui sekilas tentang karakteristik utama timah solder
dan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik tersebut. Karakteristik timah solder
ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu komposisi campuran logam dan jenis flux
yang terkandung didalam timah solder.
Komposisi
Campuran Timah Solder
Timah solder terbuat dari campuran
lebih dari satu jenis logam, atau dikenal dengan istilah alloy. Dua
jenis logam yang lazim digunakan dibidang elektronika adalah timah (Sn)
dan timbal (Pb), dengan berbagai macam perbandingan campuran.
Perbandingan campuran ini dinyatakan melalui angka persentase perbandingan
timah/timbal (Sn/Pb), sebagai contoh 60/40 dan 63/37. Jenis logam lain,
seperti perak (Ag) dan tembaga (Cu), juga dapat ditambahkan dalam
jumlah kecil (dikisaran 1% – 2%) untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Perbandingan campuran timah dan
timbal mempengaruhi karakteristik timah solder, antara lain kekuatan sambungan
solder, kelancaran aliran timah solder cair, titik lebur timah solder dan
mekanisme perubahan wujud timah solder dari padat menjadi cair dan sebaliknya.
Kekuatan
Sambungan Solder
Kekuatan sambungan solder dinyatakan
melalui dua parameter, yaitu kekuatan tarik (tensile strength) dan
kekuatan robek (shear strength). Kekuatan tarik dan robek timah solder
dengan perbandingan campuran 60/40 adalah 52MPa dan 39MPa,
sedangkan untuk perbandingan campuran 63/37 adalah 54MPa dan 37MPa.
Dapat dilihat bahwa perbedaan
kekuatan sambungan solder antara timah solder dengan perbandingan campuran
60/40 dan 63/37 tidaklah signifikan. Kedua perbandingan campuran ini, dari
sudut kekuatan sambungan solder yang dihasilkan, cocok untuk digunakan dibidang
elektronika.
Perlu ditambahkan bahwa kekuatan dan
kualitas sambungan solder dapat ditingkatkan dengan menambahkan campuran logam
perak dalam jumlah kecil (berkisar diantara 1% – 2%).
Aliran
Timah Solder Cair
Kelancaran aliran timah solder cair,
atau dikenal dengan istilah wetting, adalah kemampuan timah solder cair
untuk membasahi permukaan benda yang disolder. Tentu saja, semakin lancar
aliran timah solder cair, semakin mudah bagi timah solder cair untuk membasahi
permukaan benda yang disolder, sehingga sambungan solder yang dihasilkan
menjadi lebih baik. Sebaliknya, aliran yang tidak baik akan menghasilkan
sambungan solder yang lebih tebal atau jika terlalu parah malah membentuk
gumpalan timah solder yang tidak menempel.
Timah solder dengan perbandingan
campuran 63/37 memiliki kelancaran aliran yang sedikit lebih baik dari pada
timah solder dengan perbandingan campuran 60/40. Untuk pekerjaan dibidang
elektronika dengan sambungan yang kecil dan rapat, seperti penyolderan komponen
Surface Mount Device (SMD), disarankan untuk menggunakan timah
solder dengan perbandingan campuran 63/37 untuk mengurangi resiko gumpalan
solder menjembatani kaki-kaki komponen yang berdekatan dan memastikan kaki
komponen tersolder dengan sempurna.
Timah solder dengan perbandingan
campuran 60/40 dapat digunakan untuk pekerjaan yang menuntut sambungan solder
yang lebih kokoh, seperti penyolderan kabel atau konektor yang berukuran sedang
sampai besar. Diharapkan sambungan solder yang dihasilkan akan lebih tebal dan,
tentu saja, akan lebih kuat. Kelancaran aliran timah solder cair
dapat ditingkatkan dengan menambahkan campuran logam tembaga dalam jumlah kecil
(berkisar diantara 1% – 2%).
Titik
Lebur dan Mekanisme Perubahan Wujud Timah Solder
Timah solder dengan perbandingan
campuran 60/40 mempunyai titik lebur 183°C – 188°C, dimana pada suhu 183°C
timah solder memasuki fasa plastis (melting solidus) dan kemudian
mencair dengan sempurna pada suhu yang lebih tinggi dari 188°C (temperature
liquidus). Begitupun sebaliknya, perubahan wujud dari cair menjadi padat
juga melalui fasa plastis pada rentang suhu yang sama. Pada fasa ini,
pergerakan pada benda yang disolder akan mengubah bentuk dan merusak sambungan
solder.
Sebaliknya, timah solder dengan perbandingan
campuran 63/37 mempunyai sifat eutectic, dimana perubahan wujud timah
solder tidak melalui fasa plastis. Oleh karena itu, penggunaan timah solder eutectic
dapat mengurangi terjadinya kerusakan sambungan solder yang diakibatkan oleh
pergerakan benda sewaktu disolder. Sebagai tambahan, titik lebur timah solder eutectic
Komponen Elektronika.
KOMPONEN ELEKTRONIKA :
PENDAHULUAN
Dalam
dunia elektronika komponen ada beraneka ragam dan jenis, namun dari kesemuanya
itu dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Sebagai contoh untuk komponen pasif adalah : resistor,
induktor, kapasitor sedangkan untuk komponen aktif adalah : diode, transistor, tyristor, opamp dan
IC.
Perbedaan yang mencolok antara keduanya adalah pada komponen pasif tidak
mengubah bentuk gelombang sinyal ac yang diberikan kepadanya sedangkan
komponen aktif dapat menyearahkan, menguatkan,
dan mengubah bentuk gelombang sinyal AC yang diberikan kepadanya.

Resistor dapat disebut juga sebagai tahanan atau hambatan dimana resistor digunakan untuk menghambat aliran dari arus listrik yang diberikan. Resistor memiliki nilai yang disebut resistansi dalam satuan ohm dengan lambang omega(Ω). Dengan simbol seperti gambar dibawah
Resistor memiliki bentuk, jenis dan kapasitas bermacam-macam.
Resistor biasa atau biasanya nilai
resistansinya dikodekan pada warna gelangnya dengan nilai resistansi tetap atau
tidak dapat diubah. Variabel
resistor atau dapat disebut juga resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah
sesuai spesifikasinya (Contohnya: potensiometer,trimpot).
VR linier atau perubahan sudut putar linier terhadap nilai resistansi (Contoh penerapan digunakan untuk sensor).VR logaritmis atau perubahan sudut putar logaritmis terhadap nilairesistansi.(Contoh penerapan pada audio)
Thermistor atau resistor yang dipengaruhi oleh perubahan suhu atau temperatur (Contohnya : NTC dan PTC). NTC adalah Negative Temperature Coefisien dimana perubahan suhu berbanding terbalik terhadap perubahan resistansi......... (bersambung).
b. Kapasitor :
FUNGSI, JENIS-JENIS DAN PENGERTIAN KAPASITOR.
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan, selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi.
Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik
disebut Farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor). sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.
Bahan
dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor
tersebut. adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah
keramik, kertas, udara, metal film dan lain-lain. Kapasitor
sering juga disebut sebagai kondensator. Kapasitor memiliki berbagai
macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan
lain sebagainya.
Suatu
kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang menemukan adalah
Michael Faraday(1791-1867) pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2
bagian yaitu kapasitor Polar dan Non Polar, berikut penjelasanya :
1.
Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai
polaritas positif dan negatif, biasanya kapasitor Polar bahan
dielektriknya terbuat dari elketrolit dan biasanya kapasitor ini
mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang
menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik.Lihat pada
gambar di bawah.
2. Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll.
2. Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll.
Satuan-satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah :
* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad).
* 1 µFarad = 1.000 nF (nano Farad).
* 1 nFarad = 1.000 pF (piko Farad).
Sifat
dasar sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan
kapasitor juga mempunyai sifat tidak dapat dilalui arus DC (direct
Current) dan dapat dilalui arus AC (alternating current) dan juga dapat
berfungsi sebagai impedansi (resistansi yang nilainya tergantung dari
frekuensi yang diberikan). kapasitor berdasarkan nilai kapasitansinya
dibagi menjadi 2 bagian:
a. kapasitor tetap adalah seperti yang telah saya jelaskan diatas.
b. kapasitor variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya. Biasanya kapasitor ini digunakan sebagai tuning pada sebuah radio. Ada 2 macam kapasitor variable yaitu varco (variable Capacitor) dengan inti udara dan varaktor ( dioda varaktor). Pada dasarnya varaktor adalah sebuah Dioda tetapi dipasang terbalik, dioda varaktor dapat mengubah kapasitansi dengan memberikan tegangan reverse kepada ujung anoda dan katodanya. Biasanya varaktor digunakan sebagai tuning pada radio digital dengan fasilitas auto search.
a. kapasitor tetap adalah seperti yang telah saya jelaskan diatas.
b. kapasitor variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya. Biasanya kapasitor ini digunakan sebagai tuning pada sebuah radio. Ada 2 macam kapasitor variable yaitu varco (variable Capacitor) dengan inti udara dan varaktor ( dioda varaktor). Pada dasarnya varaktor adalah sebuah Dioda tetapi dipasang terbalik, dioda varaktor dapat mengubah kapasitansi dengan memberikan tegangan reverse kepada ujung anoda dan katodanya. Biasanya varaktor digunakan sebagai tuning pada radio digital dengan fasilitas auto search.
Fungsi kapasitor pada rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai berikut:
1.
Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu
dapat dilalui arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan
untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara
dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal), artinya sebuah kapasitor
berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang
berbeda.
2. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
3. Kapasitor sebagai penggeser fasa.
4. Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
5. Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
2. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
3. Kapasitor sebagai penggeser fasa.
4. Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
5. Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
Penemu Kapasitor :
Kapasitor
ditemukan oleh penemu kapasitor yang bernama Michael Faraday (1791 –
1867) dan untuk mengenang jasanya maka satuan Kapasitor disebut “Farad”
yang berasal dari nama sang penemu. Pernahkah terlintas dibenak anda
”Kok dinamai Kondesator??” mengapa kapasitor sampai mempunyai nama lain
kondensator?? adalah karena pada masa itu pada tahun 1782 dunia masih
kuat akan pengaruh dari ilmuan kimiawi lainnya yaitu Alessandro Volta,
yang berkebangsaan italia. Dimana pada masa tersebut segala komponen
yang berkenaan dengan kemampuan untuk menyimpan suatu muatan listrik
yang tinggi dibanding komponen lainnya ia sebut dengan nama Condensatore (Bahasa Italia). Demikian sehingga 'Kapasitor' terkadang disebut pula " Kondebsator ".
Pengenalan Kapasitor :
- Terdiri atas dua keping konduktor yang ruang diantaranya diisi oleh dielektrik (penyekat)
- Besaran kapasitor adalah Kapasitas.
- Satuan SI dari kapasitas adalah farad (F)
Cara Kerja Kapasitor :
Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian.
Kapasitas Kapasitor :
Kapasitas
adalah ukuran kemampuan atau daya tumpang kapasitor untuk menyimpan
muatan listrik untuk beda potensial yang diberikan.
Rumus Kapasitas Kapasitor
C = q / V
1 farad = 1 couloumb / volt
Kapasitor Pelat Sejajar :
Memperbesar Kapasitansi Kapasitor.
Memperbesar luas pelat.
Agar ukuran kapasitor tidak terlalu besar maka kedua pelat dibatasi dengan lapisan tipis isolator.
Memperkecil jarak antar pelat.
Kapasitansi dapat diperbesar dengan cara ini tetapi , dapat menimbulkan kebocoran disebabkan jarak antar pelat yang sangatkecil.
Menggunakan bahan dielektrik.
Bahan dielektrik yang digunakan adalah bahan dengan konstanta dielektrik tinggi sebagai lapisan pemisah dua pelat.
Rangkaian Kapasitor Seri :
Kapasitas Ekuivalen Seri
V = q ( 1/C1 + 1/C2 )
Rumus Kapasitas Seri
Kebalikan dari kapasitor ekivalen dari susunan seri kapasitor sama dengan jumlah kebalikan dari tiap - tiap kapasitas.
Rangkaian Kapasitor Paralel :
Kapasitas Ekuivalen Paralel
q = ( C1 + C2 ) V
Rumus Kapasitor Paralel
c. INDUKTOR.
FUNGSI, JENIS-JENIS DAN PENGERTIAN INDUKTOR :
Dalam
elektronika, Induktor adalah salah satu komponen yang cara kerjanya
berdasarkan induksi magnet. Induktor biasa disebut juga spul dibuat dari
bahan kawat beremail tipis. Induktor dibuat dari bahan tembaga, diberi
simbol L dan satuannya Henry disingkat H.

Kaidah tangan kanan
Fungsi
pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Induktor berupa
kawat yang digulung sehingga menjadi kumparan. Kemampuan induktor untuk
menimbulkan medan magnet disebut konduktansi. Satuan induktansi adalah
henry (H) atau milihenry (mH). Bahkan ada yang satuannya 'mikrohenry' ( uH ). Untuk memperbesar induktansi, didalam
kumparan disisipkan bahan sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan
besi disebut elektromagnet. Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan
konduktif terhadap arus DC.
Macam-Macam Induktor :
Macam-macam induktor menurut bahan pembuat intinya dapat dibagi 4 yaitu :
Induktor dengan inti udara ( air core )
Induktor dengan inti besi
Induktor dengan inti ferit
Induktor dengan perubahan inti
Prinsip Kerja Induktor :
Kegunaan Induktor dalam sistem elektronik.
Apakah Anda tahu fungsi dari Induktor ?
Induktor dalam rangkaian listrik atau elektronika dapat diaplikasikan kedalam rangkaian:
Relay
Speaker
Buzzer
Bleeper
Induktor berfungsi sebagai :
1. tempat terjadinya gaya magnet
2. pelipat tegangan
3. pembangkit getaran
Berdasarkan kegunaannya Induktor bekerja pada :
1. frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator
2. frekuensi menengah pada spul MF
3. frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga, spul relay dan spul penyaring
Terjadinya Medan Magnet
Induktansi Searah
Bila
kita mengalirkan arus listrik melalui kabel, terjadilah garis-garis
gaya magnet. Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil
(kumparan) yang dibuat dari kabel yang digulung, akan terjadi
garis-garis gaya dalam arah sama yang membangkitkan medan magnet.
Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet, dan
berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan
dan arus listrik yang melalui kumparan tersebut.
Induktor terhubung sumber tegangan DC
Induktansi Bolak-balik
Bila
dua kumparan ditempatkan berdekatan satu sama lain dan salah satu
kumparan (L1) diberi arus listrik AC, pada L1 akan terjadi fluks magnet.
Fluk magnet ini akan melalui kumparan kedua (L2) dan akan membangkitkan
emf (elektro motorive force) pada kumparan L2. Efek seperti ini disebut
induksi timbal balik (mutual induction). Hal seperti ini biasanya kita
jumpai pada transformator daya.
Induktor terhubung sumber tegangan AC
Perlawanan
yang diberikan kumparan tersebut dinamakan reaktansi induktif.
Reaktansi Induktif ini diberi simbol XL dalam satuan Ohm.
XL = 2πfL
Keterangan :
π = 3.14
F = frekwensi arus bolak-balik ( Hz)
L = Induktansi ( Henry )
∞ = kecepatan sudut ( 2πfL)
XL = reaktansi induktif ( Ω )
Pengisian Induktor
Bila
kita mengalirkan arus listrik I, maka terjadilah garis-garis gaya
magnet. Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan)
yang dibuat dari kabel yang digulung,a akan terjadi garis-garis gaya
dalam arah sama membangkitkan medan magnet. Kekuatan medan magnet sama
dengan jumlah garis-garis gaya magnet dan berbanding lurus dengan hasil
kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui
kumparan tersebut. Contoh rangkaian :
Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan DC
Bila
arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak
listrik (ggl) induksi Hal ini berarti antara arus dan tegangan berbeda
fase sebesar Л / 2 = 900 dan arus tertinggal (lag) dari tegangan sebesar
900. 2Лf merupakan perlawanan terhadap aliran arus
Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan AC
Pengosongan Induktor
Bila
arus listrik l sudah memenuhi lilitan , maka terjadilah arus akan
bergerak berlawanan arah dengan proses pengisian sehingga pembangkitan
medan magnet dengan garis gaya magnet yang sama akan menjalankan fungsi
dari lilitan tersebut makin tinggi nilai L ( induktansi) yang dihasilkan
maka makin lama proses pengosongannya.
Rangkaian Pengosongan Induktasi
Menghitung Impedansi Induktor
Setelah diperoleh nilai XL maka Impedansi dapat di hitung :
Z disebut impedansi Seri dengan satuan Ω (ohm)
Dari
gambar vektor diatas (maaf tidak ada gambar, silahkan cari sendiri),
sudut antara V dengan VR disebut sudut fase atau beda fase. Cosinus
sudut tersebut disebut dengan faktor daya dengan rumus:
Sehingga yang dimaksud dengan factor daya adalah :
Cosinus sudut yang lagging atau leading.
Perbandingan R/Z = resistansi / impedansi
Perbandingan daya sesungguhnya dengan daya semu.
Sifat Induktor terhadap arus AC dan DC
Rangkaian induktor terhadap AC
Bila arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi yang besarnya:
bila e = Em sin ωt, maka:
e = Em sin ωt
i = Im sin (ωt – 90), maka:
Besarnya XL = 2.Л.f. L dengan ketentuan :
XL adalah reaktansi induktif (Ω)
Л adalah 3, 14
f adalah frekuensi (Hz)
L adalah induktansi (H)
Rumus yang Berhubungan dengan Induktor
a. Jumlah Lilitan Kawat sebuah Induktor
Keterangan :
N adalah jumlah lilitan
p adalah panjang kawat (centi meter)
r adalah jari-jari kawat (centi meter)
L adalah induktansi ( Henry )
b. Reaktansi Induktif
XL = 2πfL
Keterangan :
XL adalah reaktansi induktif (Ω)
Л adalah 3, 14
f adalah frekuensi (Hz)
L adalah induktansi (H)
c. Menghitung Impedansi Rangkaian R L seri
Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan (Ω)
L adalah induktansi ( henry )
d. Menghitung Impedansi Rangkaian R L paralel
Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan (Ω)
L adalah induktansi ( henry )
e. Nilai Faktor Kualitasnya (Q)
Keterangan :
Q adalah factor qualitas
XL adalah reaktansi induktif (Ω)
R adalah Resistansi (Ω)
f. Rangkaian L dan C Seri
Keterangan :
Q adalah factor daya
V1 adalah tegangan (V)
Rangkaian Induktor
Hubungan Seri
Caranya
dengan menghubungkan ujung satu di samping ujung induktor yang satu
lagi. Besar reaktansinya adalah jumlah reaktansi induktif yang
dihubungkan seri tersebut.
Rangkaian seri induktor
XLT = 2πfL1 + 2πfL2 + 2πfL3
LT = L1 + L2 + L3
Contoh :
Jika diketahui :
L1 = 10 mH
L2 = 5 mH
L3 = 4 mH
dengan frekwensi 50 Hz
Maka XLT = 2ΠfL1 + 2ΠfL2 + 2ΠfL3
= 2 x 3,14 x 10 mH +2 x 3,14 x 5 mH +2 x 3,14 x 4 mH
= 5,966 ohm
LT = L1 + L2 + L3 = 19 mH
XLT = jumlah reaktansi induktif
LT = jumlah induksi total
Hubungan Pararel
Hubungan
pararel terjadi bila semua ujung induktor digabung menjadi satu dan
ujung yang lainnya juga digabungkan ,kemudian setiap ujung gabungan
dengan suatu sumber tegangan.
Rangkaian paralel induktor
Rangkaian R-L seri
Rangkaian seri R-L dan diagram vektor
Dalam
rangkaian seri, besarnya arus pada tiap–tiap beban sama. Akan tetapi,
tegangan tiap–tiap beban tidak sama, baik besar maupun arahnya. Pada
beban R, arus dan tegangan sebesar 900.
Rangkaian Paralel R dan L
Rangkaian parallel R – L
Dalam
rangkaian parallel tegangan tiap komponen atau cabang adalah sama besar
dengan tegangan sumber. Akan tetapi, arus tiap komponen berbeda besar
dan fasenya.
Arus tiap komponen ialah :
Arus pada resistor :
arus se fase dengan tegangan
Langganan:
Postingan (Atom)